; ?>/images/googleplay.png){kind=small}
Busana Terbaru Nicolas Ghesquiere Memukau di Paris Fashion Week
Busana Terbaru Nicolas Ghesquiere Memukau di Paris Fashion Week
A
A
A
PARIS Fashion Week selalu ditutup dengan peragaan busana dari rumah mode Louis Vuitton. Selain menghadirkan koleksi terbaru Direktur Kreatif LouisVuitton, Nicolas Ghesquiere menghadirkan tata panggung peragaan busana yang memukau.
Untuk peragaan busana Louis VuittonSring/Summer 2019 , Ghesquiere meminta desainer panggung Es Devlin untuk membuat sebuah struktur tubular bercahaya. Devlin diminta untuk mengubah jalanan berbatu Cour Caree menjadi sebuah ruang di dalam sebuah pesawat luar angkasa. “Saya ingin menghadirkan sesuatu yang futuristik dan tidak tertambat oleh waktu. Seperti tengah menyaksikan show di dalam mimpi,” ujar Ghesquiere, seperti dilansir Vogue.com.
Untuk koleksi Spring/Summer 2019, Ghesquiere menghadirkan gaya formal khasnya. Namun, di sisi lain dia membiarkan imajinya melayang layaknya seorang globetrotter and beyond. “Ini tidak kasual tapi juga tidak kaku. Anda harus memikirkan bagaimana si pemakai busana ini mampu bergerak dan tinggal didalam busana ini,” ujar Ghesquiere.
Sementara itu, di perhelatan Louis VuittonFall/Winter 2019, Ghesquiere menghadirkan sesuatu yang unik. Pada saat banyak desainer terjebak nostalgia era ‘80-an yang glamor atau berfokus pada gaya formal, dia berani mendobrak dengan menawarkan koleksi paling dinamis. Untuk koleksi Spring/Summer 2020, Louis Vuitton mempersembahkan sebuah peragaan busana yang berlokasi di tenda kaca di Cour Carree du Louvre, Prancis. Koleksi ini mencerminkan semangat La Belle Epoque, sebuah periode singkat di mana Prancis mengalami perubahan besar dan berkembangnya modernitas dari akhir Perang Prancis-Rusia padatahun 1871 ke pecahnya Perang Dunia I pada tahun 1914.
Aksesori bunga anggrek disematkan di banyakkerah, dan jaket berpotongan single-breasted pada rompi rajutan dan hiasan payet. Terdapat pula gaun mini yang cerah dan mantel A-line coquettish. Koleksi terbaru ini membawa sentuhan perlente yang jadi ciri khas Ghesquiere. “Kami ingin menjelajahi gagasan tentang apa yang menurut banyak orang ketinggalan zaman dan kuno, dan nostalgia ke masa lalu. Ini adalah sebuah masa yang hanya bisa kami impikan,” kata Ghesquiere. (Dwi Nur Ratnaningsih)
Untuk peragaan busana Louis VuittonSring/Summer 2019 , Ghesquiere meminta desainer panggung Es Devlin untuk membuat sebuah struktur tubular bercahaya. Devlin diminta untuk mengubah jalanan berbatu Cour Caree menjadi sebuah ruang di dalam sebuah pesawat luar angkasa. “Saya ingin menghadirkan sesuatu yang futuristik dan tidak tertambat oleh waktu. Seperti tengah menyaksikan show di dalam mimpi,” ujar Ghesquiere, seperti dilansir Vogue.com.
Untuk koleksi Spring/Summer 2019, Ghesquiere menghadirkan gaya formal khasnya. Namun, di sisi lain dia membiarkan imajinya melayang layaknya seorang globetrotter and beyond. “Ini tidak kasual tapi juga tidak kaku. Anda harus memikirkan bagaimana si pemakai busana ini mampu bergerak dan tinggal didalam busana ini,” ujar Ghesquiere.
Sementara itu, di perhelatan Louis VuittonFall/Winter 2019, Ghesquiere menghadirkan sesuatu yang unik. Pada saat banyak desainer terjebak nostalgia era ‘80-an yang glamor atau berfokus pada gaya formal, dia berani mendobrak dengan menawarkan koleksi paling dinamis. Untuk koleksi Spring/Summer 2020, Louis Vuitton mempersembahkan sebuah peragaan busana yang berlokasi di tenda kaca di Cour Carree du Louvre, Prancis. Koleksi ini mencerminkan semangat La Belle Epoque, sebuah periode singkat di mana Prancis mengalami perubahan besar dan berkembangnya modernitas dari akhir Perang Prancis-Rusia padatahun 1871 ke pecahnya Perang Dunia I pada tahun 1914.
Aksesori bunga anggrek disematkan di banyakkerah, dan jaket berpotongan single-breasted pada rompi rajutan dan hiasan payet. Terdapat pula gaun mini yang cerah dan mantel A-line coquettish. Koleksi terbaru ini membawa sentuhan perlente yang jadi ciri khas Ghesquiere. “Kami ingin menjelajahi gagasan tentang apa yang menurut banyak orang ketinggalan zaman dan kuno, dan nostalgia ke masa lalu. Ini adalah sebuah masa yang hanya bisa kami impikan,” kata Ghesquiere. (Dwi Nur Ratnaningsih)
(nfl)
Explore More